Selasa, 30 September 2014

BIOGRAFI ARTIS : "JUSTIN BIEBER"


Nama Lengkap: Justin Drew Bieber
TTL: Stratford,Ontario,Canada 1 Maret 1994
Nama Ibu: Pattie Mallette
Nama Ayah: Jeremmy Bieber
Nama Ibu tiri: Errin Wagner
Nama Adik tiri perempuan: Jazzy Bieber(lebih di kenal Jazmyn)
Nama Adik tiri Laki laki: Jaxon Bieber
Warna kesukaan: Ungu dan Biru
Warna Mata: Coklat
Makanan kesukaan: Spaghetti
Jus favorite: Jus Jeruk
Mantan Mantan: Shay Misuraca,Emilly Russel,Jasmine Villegas,Caitlin Beadles,Selena Gomez
Label: Pulau, RBMG
Manager: Braun Scooter

Justin Bieber menjadi sensasi di Amerika Serikat pada tahun 2009 setelah ditemukan oleh Scooter Braun melalui video kompetisi menyanyi lokal "Stratford Star" di Ontario yang dipublikasikan di YouTube oleh ibu Justin pada tahun 2007, dimana Justin meraih peringkat kedua. Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi. Singel pertamanya yang berjudul "One Time", diterbitkan secara serentak diseluruh dunia pada tahun 2009, dan meduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Albumnya pertamanya "My World" (Duniaku) kemudian mengikuti pada 17 November 2009 dan menerima penghargaan platinum di Amerika Serikat, dan menjadi penyanyi pertama yang
memiliki tujuh lagu dari album pertama yang keseluruhannya berhasil mendapat peringkat di Billboard Hot 100, sebuah daftar lagu-lagu terkemuka yang sedang digemari.

#Bieberfact
-Justin takut naik Lift
-Justin gak suka coklat tapi suka ngasih coklat :D
-Waktu itu,di ruang ganti,dia melihat Laba laba dan berteriak "GET IT KENNY!"
-Dulu,waktu dia kecil,Sepupu nya menaruh dia di sebuah kotak dan dia terjebak. setelah keluar,dia bilang di dalam sangat sesak.
-Justin takut ruangan Sempit
-Ia memotong Hairflip nya tanggal 21 Februari 2011
- Ia pernah di marahin gurunya pas belajar gara gara dia menulis "I LOVE FAN" di tangannya.
-Justin itu Kidal
-Toko baju favorit dia itu Urban Outfitters
-Shay Misuraca adalah pacar Justin yang pertama. Saat itu,ia baru berumur 13 tahun.
-Shay Misuraca,Emilly Russel,Jasmine Villegas,Caitlin Beadles, dan Selena Gomez adalah mantan mantan Justin
-Mama nya melahirkan Justin pas umur 18 tahun :(
-Mama Justin dan Papa Justin sudah bercerai
-Mom Pattie agak kaget pas lihat Justin pake tato dan anting pas habis pulang dari Hawaii
-Scooter Braun dan Mom Pattie lebih setuju kalau Justin pacaran sama Belieber daripada Artis
-First Kiss nya Justin itu pas dia umur 13 tahun
-Mom Pattie kaget pas tahu Jaitlin putus
-Justin pernah menuliskan "I LOVE BELIEBERS" pada kedua tangannya
-Dulu,waktu M&G,dia pernah bilang ke salah satu cewek "I LOVE YOU" dan cewek itu langsung Pingsan
-OLLG pertama Justin itu Caitlin :')
-Tim basket favorit Justin adalah Los Angeles Lakers
-Lagu "Stuck In The Moment" untuk salah satu Belieber
-Lagu "Never Let You Go" untuk Caitlin
-Lagu "Favorite Girl" untuk Taylor Swift
-Lagu "That Should Be Me" untuk Mom Pattie
-Justin suka cewek yang berambut panjang,bermata indah,memiliki senyum yang indah dan lebih pendek dari dia
-Lagu pertama Justin adalah One Time
-Justin nangis pas rekaman VC "Pray"
-Justin memilih semua cewek yang ada di VC nya sendiri,kecuali yang di VC "Eenie Meenie" yang pilih Sean Kingston
-Justin gak suka cewek yang di VC "Eenie Meenie" soalnya,katanya ceweknya gak bisa Dance

FILM KARTUN : "SHINCHAN"

Tokoh-tokoh dalam Crayon Shin-chan

Keluarga Nohara (野原家)

Shinosuke Nohara (野原しんのすけ Nohara Shinnosuke) atau Shin-chan adalah tokoh utama serial ini, seorang murid TK berusia 5 tahun yang gemar menirukan tingkah laku orang dewasa, menyukai berbagai serial anak-anak di televisi, serta sering merayu wanita dewasa yang cantik. Ia juga dapat merepotkan orang-orang di sekitarnya, ia juga sering membuat ulah.

Misae Nohara (terlahir koyama) (野原みさえ Nohara Misae) adalah ibu Shin-chan. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang sering dibuat jengkel karena kenakalan Shin-chan. Hukuman yang biasanya ia berikan adalah pukulan, jitakan, atau cubitan. Meskipun begitu, ia tetap mencintai anaknya. Misae sangat suka dengan diskon, brosur, dan perhiasan.

Hiroshi Nohara (野原ひろし Nohara Hiroshi) adalah ayah Shin-chan. Ia adalah seorang pegawai dan kepala keluarga. Hiroshi takut dan tunduk kepada Misae.

Himawari Nohara (野原ひまわり Nohara Himawari) adalah adik Shin-chan. Mirip dengan kakaknya, Himawari sangat suka melihat lelaki tampan. Anak ini juga sangat senang dengan perhiasan, dan semua benda-benda yang berkilau (walaupun itu kecoa). Kata ‘Himawari’, dalam bahasa Jepang berarti bunga matahari.

Musae Koyama Adalah adik dari Misae Nohara. Dia pindah ke rumah Nohara pada saat dipecat (bisa dibilang begitu). Musae adalah orang yang pemalas dan suka membodohi keluarga Nohara.

Shiro (シロ) adalah anjing Shin-chan. Ia memiliki bulu berwarna putih dan dapat menggulung diri seperti bola salju. Anjing ini sangat cerdas. Anjing ini dipungut oleh keluarga Nohara karena dibuang oleh pemiliknya.

Murid-murid TK Aksi / Futaba Yōchien (アクシヨン幼稚園児 / ふたば幼稚園)

Tōru Kazama (風間 トオル Kazama Tōru) adalah teman sekelas Shin-chan yang suka sok tahu dan pamer kekayaan. Ia sangat kesal dengan Shin-chan apabila ia selalu berbuat tidak sopan.

Nene Sakurada (桜田 ネネ Sakurada Nene) adalah anak perempuan tetangga Shin-chan. Setiap kali Shin-chan berkunjung ke rumahnya ia selalu membuat jengkel ibu Nene. Nene paling suka dengan permainan ‘pura-pura’/ ‘keluarga bahagia’. Di komik versi Indonesia, nama Nene diubah menjadi Nana

Masao Sato (佐藤 マサオ Satō Masao) adalah anak yang penakut dan paling suka melakukan pekerjaan bersih-bersih. Masao tidak pernah bisa menolak jika Nene mengajaknya bermain ‘pura-pura’ / ‘keluarga bahagia’.

Bo (ボ Bō) adalah anak yang sangat pendiam. Dia hampir tidak pernah bicara. Dia terlihat selalu ingusan, tetapi dia tidak pernah merasa terganggu dengan keberadaan ingusnya itu. Dia juga suka mengkoleksi bebatuan berbentuk aneh.

Ai Suotome ((酢乙女 あい, Suotome Ai) adalah seorang anak perempuan cantik yang berasal dari keluarga kaya di Tokyo. Tujuannya bersekolah di TK Aksi adalah untuk melihat kehidupan rakyat biasa. Semua anak laki-laki di TK Aksi jatuh cinta padanya, kecuali Shin-chan yang lebih menyukai wanita dewasa. Ai sangat tertarik dengan Shin-chan. Kadang, Nene sangat kesal dengannya. Dalam komik versi Indonesia, nama Ai diganti menjadi Masako.

Guru-guru TK Aksi / Futaba Yōchien (アクシヨン幼稚園職員と関係者 / ふたば幼稚園)

Midori Yoshinaga (吉永 緑 Yoshinaga Midori) adalah guru Shin-chan. Ia selalu bersaing dengan Ume Matsuzaka. Setelah menikah dengan Junichi Ishizaka, nama belakangnya berubah menjadi Midori Ishizaka (石坂 緑 Ishizaka Midori).

Ume Matsuzaka (松坂 梅 Matsuzaka Ume) adalah teman sekaligus musuh bebuyutan Yoshinaga. Ia adalah guru dari kelas tetangga Shin-chan, kelas Mawar. Setelah 24 tahun melajang, akhirnya ia berpacaran dengan seorang dokter ahli tulang. Bu guru Matsuzaka suka dengan barang-barang bermerek. Ia juga membual bahwa ia bisa berbahasa Inggris.

Bunta Takakura (高倉 文太 Takakura Bunta) adalah kepala sekolah TK Aksi. Ia sering dipanggil “Kumichō” (組長 = boss Yakuza) oleh Shin-chan karena wajahnya yang menyeramkan. Tetapi, di balik wajahnya yang menyeramkan, ia adalah seorang pria yang baik hati. Semua orang di TK Aksi (kecuali Shin-chan), memanggilnya enchou-sensei ( 園長先生 ) yang berarti ‘kepala sekolah’.

Shiizou Atsukuru (熱繰 椎造 Atsukuru Shiizō) adalah seorang guru pengganti Ibu guru Yoshinaga ketika sedang cuti hamil. Dia sangat suka dengan hal-hal yang panas. Dia suka berteriak, “フアイヤ!” (Fire) ketika melakukan aktivitasnya. Pak Atsukurushi punya phobia dengan kelinci karena pernah digigit. Tetapi, berkat bantuan Shin-chan, ia berhasil mengatasi ketakutannya itu. Nene diam-diam kagum dengannya.

Masumi Ageo (上尾 ますみ Ageo Masumi) adalah salah seorang guru pengganti Ume Matsuzaka ketika patah tulang [1] di TK Aksi. Bu guru Akeo adalah orang yang kurang percaya diri. Dia hanya bisa mengutarakan isi hatinya / pikirannnya apabila kacamatanya dilepas. Dia termasuk orang yang cukup aneh. Dia mempunyai sebuah boneka jerami yang diberi nama George. Ia juga suka makan kuah sisa mi instan dicampur dengan nasi. Shin-chan dan Pak Kepala Sekolah berpikir bahwa bu guru Akeo lebih cantik apabila tidak berkacamata.

Lain-lain

Pahlawan bertopeng / Action-Kamen (アクション仮面 Akushon Kamen) adalah pahlawan fiksi di serial TV kesukaan Shin-chan. Karakter Pahlawan Bertopeng merupakan parodi dari berbagai tokoh yang ada di film tokusatsu Jepang.

Yonro (四郎 Yonrō) Tetangga Keluarga Nohara saat pindah rumah ke apartemen. dia gagal ujian 3 kali dengan alasan gugup. akhirnya berhasil juga karena dukungan nohara. dia diterima di Tokyo Cascaiban Daigaku University, menjadi mahasiswa malam. Yonro berarti putra ke-4

Nanako Oohara (大原 ななこ Ōhara Nanako) Mahasiswi cantik yang diidolakan Shinchan. Dirinya mengawali persahabatan dengan keluarga Nohara saat ia menolong Shinchan yang matanya kemasukan debu. Sekalipun Nanako adalah seorang wanita yang cantik, ditokohkan ia kadang-kadang polos dan berani. Ia mempunyai seorang sahabat wanita dari klub sumo wanita bernama Shinobu.

Shinobu Kandadori (神田鳥 忍 Kandadori Shinobu) Wanita kuat ini merupakan sahabat Nanako, ia ditampilkan sebagai wanita yang mengerikan, besar, dan unik. Walaupun dalam karakternya hampir 6 volume komik ia dianggap tidak mungkin mendapatkan kekasih, akhirnya ia berhasil mempunyai kekasih bernama Omata. Omata adalah salah satu tetangga Keluarga Nohara saat pindah ke apartemen. Ia sebenarnya merupakan seorang putra mahkota yang ingin mendapatkan jodoh di Jepang, sekalipun norma dan adatnya berbeda.

CERPEN FABEL : "SANG KANCIL DENGAN BUAYA"

Sang Kancil dengan Buaya

Pada zaman dahulu Sang Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang-binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah bersedia membantu kapan saja.
kancilSuatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan. Lalu, ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.
crocodileKancil terus berjalan menyusuri tebing sungai. Apabila terasa capai, ia beristirahat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rindang. Kancil berkata di dalam hatinya “Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaunan kegemarannya yang terdapat di sekitarnya. Ketika tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil memandang kebun buah-buahan yang sedang masak ranum di seberang sungai. “Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut,” pikir Sang Kancil.
Sang Kancil terus berpikir mencari akal bagaimana cara menyeberangi sungai yang sangat dalam dan deras arusnya itu. Tiba-tiba Sang Kacil memandang Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya, apabila hari panas buaya suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa berlengah-lengah lagi kancil menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata,” Hai sahabatku Sang Buaya, apa kabarmu hari ini?” Buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari membuka mata dan didapati Sang Kancil yang menegurnya. “Kabar baik sahabatku, Sang Kancil.” Sambung buaya lagi, “Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?”
“Aku membawa kabar gembira untukmu,” jawab Sang Kancil. Mendengar kata-kata Sang Kancil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar khabar yang dibawa oleh Sang Kancil, lalu berkata, “Ceritakan kepadaku apakah yang hendak engkau sampaikan?”
Kancil berkata, “Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini karena Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua.” Mendengar nama Raja Sulaiman saja sudah menakuti semua binatang karena Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintah semua makhluk di muka bumi ini. “Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawanku,” kata Sang Buaya. Sementara itu, Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian, semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata “Hai buaya sekalian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua karena Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini.” Kata kancil lagi, “Berbarislah kamu merentasi sungai mulai dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana.”
Karena perintah tersebut datangnya dari Nabi Sulaiman, semua buaya segera berbaris tanpa membantah. Kata Buaya, “Sekarang hitunglah, kami sudah bersedia.” Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mulai menghitung dengan menyebut “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk,” sambil mengetuk kepala buaya hingga Kancil berjaya menyeberangi sungai. Ketika sampai ditebing seberang, Kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak gembira dan berkata, “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman.”
Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum itu.

CERPEN ANAK : "BUNDA AKU TIDAK BOHONG"

BUNDA AKU TIDAK BOHONG
Karya Murni Oktarina
Matahari bersinar terik menampakkan wajahnya pada dunia. Angin berhembus menggoyangkan dedaunan, menyejukkan cuaca siang ini. Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun berjalan sendirian dengan seragam sekolah yang sedikit basah oleh keringat. Di tengah perjalanan pulang, siswa kelas tiga SD yang bernama Didit itu melihat kakaknya dari kejauhan sedang duduk berhadapan bersama beberapa anak di suatu warung makan.
“Kak Gilang, apa yang Kakak lakukan di sini?” tanya Didit penasaran sambil matanya memperhatikan kelakuan Gilang dengan teman-temannya. Ada setumpuk kartu beserta uang kertas lima ribuan di tengah-tengah mereka.
“Anak kecil jangan ikut campur, pulang saja ke rumah! Bilang sama bunda kalau Kakak pulang telat lagi buat PR di rumah teman,” bentak Gilang yang sibuk memandangi kartu di tangannya. “Jangan kasih tahu bunda yang sebenarnya, ingat!”

Didit terdiam lalu perlahan meninggalkan warung dengan kebingungan. Beberapa hari ini kakaknya memang selalu terlambat pulang sekolah dan selalu bilang belajar di rumah temannya. Tapi kata Andhika, teman sekelas Didit, kakaknya itu bermain kartu di salah satu warung yang tak jauh dari sekolah. Andhika sering melihat Gilang bersama teman-temannya berkumpul di warung itu sampai sore. Baru hari ini Didit melihat secara langsung tentang kebenaran perkataan temannya.

Sesampainya di rumah Didit masuk ke kamarnya dan berganti pakaian. Terdengar seruan Bunda memanggil namanya menyuruh segera makan siang. Didit pun keluar kamar menuju ruang makan.
“Bunda mau bicara dengan Didit,” kata bunda lembut sambil menarik kursi dan mendudukinya . Bunda mendekati anaknya yang sedang menikmati santapannya dengan lahap.
“Bicara apa Bunda?” tanya Didit agak gugup. Dia takut bunda akan menanyakan pertanyaan seperti biasa, di mana kakaknya sekarang dan kenapa belum pulang. Didit takut untuk berbohong setelah tahu di mana dan apa yang dilakukan oleh kakaknya.

Ternyata bukan itu yang akan dibicarakan bundanya.
“Begini sayang, sudah empat hari ini Bunda kehilangan uang di dompet. Dompet itu Bunda letakkan di lemari, tepatnya di bawah pakaian Bunda. Setiap hari uang Bunda hilang Rp20.000 loh sayang. Apa Didit tahu siapa yang mengambil uang Bunda?” tanya Bunda sambil memandangi Didit.
Didit terkejut mendengar perkataan bundanya. “Didit tidak tahu Bunda,”
“Benar Didit tidak tahu? Bunda lihat di kamar Didit ada dua komik baru juga ada dua mainan baru. Apakah Didit memakai uang Bunda untuk membelinya?”
“Didit membelinya pakai uang jajan Didit, Bun. Didit kumpulin selama satu minggu ini. Didit benar-benar menginginkan komik dan mainan itu jadi Didit memilih untuk tidak jajan agar bisa membelinya tanpa harus meminta uang sama Bunda atau sama Ayah,” jelas Didit sedih karena bunda telah menuduhnya mencuri uang.

Wanita yang masih terlihat muda ini bingung mendengar penjelasan putranya. “Benar begitu? Didit tidak bohong?”
“Iya Bunda. Didit tidak bohong. Didit tidak berani mencuri. Bunda pernah berkata sama Didit kalau bohong dan mencuri itu perbuatan dosa. Allah akan marah sama orang yang bohong dan mencuri. Didit tidak mau Allah marah sama Didit, Bun.” kata Didit terbata-bata dan perlahan mulai menangis.
Bunda memeluk Didit ketika dilihatnya tetesan air bening keluar dari pelupuk mata anaknya. “Iya, iya. Bunda percaya dengan Didit. Bantu Bunda mencari siapa yang mencuri uang Bunda ya sayang,”
Malamnya Didit telah menemukan jawaban siapa yang telah mencuri uang bunda. Dia bertekad malam ini juga ia akan mencari bukti dan akan ia tunjukkan kepada bunda esok hari. Didit tidak tega sebenarnya. Tapi ia harus melakukannya agar orang itu jera dan tahu kalau perbuatannya salah.
Sekitar pukul sebelas malam, Didit bangun dari tidurnya dan keluar kamar dengan langkah sangat pelan agar tak terdengar. Pandangan matanya tertuju ke kamar sebelah, kamar kakaknya. Di bukanya pintu kamar itu perlahan. Tepat seperti dugaan Didit jika kakaknya tidak ada di sana. Kamar itu kosong. Didit merogoh saku celana piyamanya dan mengeluarkan handphone nya. Dia menekan tombol dengan cepat setelah itu kakinya melangkah kembali menuju lantai bawah. Didit menuruni tangga dengan berjinjit agar langkah kakinya sama sekali tak terdengar.

Tepat di depan pintu kamar orang tuanya Didit berhenti. Dia menarik nafas kemudian mendorong pintu kamar itu sedikit demi sedikit. Dengan jelas Didit melihat seseorang sedang membuka dompet bunda dan menarik selembar uang berwarna hijau. Untung orang itu berdiri membelakangi pintu jadi tak akan tahu jika Didit sedang melihat perbuatannya. Didit Segera merekam kejadian itu menggunakan handphone. Kira-kira sudah cukup, Didit langsung meninggalkan kamar itu. Biip… Biip... Kriing… Handphone Didit bergetar dan berdering. Dia terkejut mendengar bunyi alarm dari handphone nya. Didit mempercepat langkahnya menuju tangga dan segera naik menuju kamarnya. Bisa gawat kalau orang itu mendengar dan mengejar dirinya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Didit menemui bundanya di dapur dan menunjukkan rekaman di handphone nya. Bunda sangat terkejut tak menyangka ternyata anak pertamanya yang telah mencuri uangnya. “Bilang sama Bunda dengan jujur, apakah Didit tahu kak Gilang mencuri uang Bunda untuk apa?”

Didit menceritakan apa yang dilihatnya setiap melintas di dekat warung makan saat berjalan pulang dari sekolah. “Didit baru tahu kemarin Bunda kalau Kak Gilang bermain kartu dengan teman-temannya di warung. Kata Andhika teman Didit itu adalah judi karena bermainnya memakai uang.”
“Bangunkan kakakmu sekarang, suruh kemari menemui Bunda,” kata Bunda terlihat marah.
Gilang tertunduk ketika berhadapan dengan bundanya. Mulutnya seakan terkunci tak bisa mengeluarkan suara saat ia melihat bunda marah dan menasihatinya. “Maafkan Gilang, Bun. Gilang berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Gilang dengan terbata dan menyesal.
“Selama satu bulan, Bunda tidak memberi uang saku buat Gilang. Gilang juga tidak boleh ke mana-mana sehabis pulang sekolah. Ini hukumannya buat Gilang. Perbuatan Gilang itu sangat salah, merugikan orang lain dan sangat berdosa. Dari sekaranglah harus belajar untuk tidak mengambil hak orang lain dan tidak berbohong. Bunda juga tidak mau anak Bunda seorang penjudi,” ujar Bunda sambil menatap lekat mata anak pertamanya yang berdiri dengan gemetar.

Anak laki-laki yang telah duduk di bangku kelas enam itu menangis tanpa bersuara.
“Bunda tidak akan memukul Gilang, juga tidak akan mengatakan ini pada Ayah. Semoga Gilang sadar kalau perbuatan Gilang akan merugikan Gilang sendiri. Jadilah anak baik seperti adikmu, Nak.” lanjut Bunda tersenyum sambil membelai rambut anaknya dan menghapus airmata yang membasahi pipi Gilang
“Maafkan Didit, Kak. Didit yang merekam perbuatan Kakak semalam dan menunjukkannya pada Bunda. Bukan Didit mau membuat Kakak dimarahi, Didit hanya ingin Kakak sadar jika kelakuan Kakak salah,” ujar Didit yang telah berada di dekat Gilang dan bundanya.
“Tidak apa-apa, Dit. Kakak memang pantas dimarahi karena telah melakukan perbuatan yang salah,” balas Gilang yang mulai mau tersenyum.
“Kakak tenang saja. Selama satu bulan ini, setengah dari uang saku Didit akan Didit berikan untuk Kakak. Didit tidak tega kalau Kakak sampai tidak jajan di sekolah. Tapi, Kakak harus janji ya tidak akan berjudi lagi!” kata Didit sungguh-sungguh.
“Terima kasih adikku, kamu memang anak yang baik,” Gilang membawa Didit dalam pelukannya.
Mendengar perkataan Didit, Bunda jadi terharu. “Bunda ikut berpelukan ya,” kata Bunda pada Gilang dan Didit.
Mereka berdua mengangguk dan berkata, ”Kita seperti Teletubbies dong, tapi kurang satu orang lagi, hahaha….”
PROFIL PENULIS
Nama : Murni Oktarina
TTL : Palembang, 27 Oktober 1990
Hobi : Menulis, membaca
Alamat FB : http://www.facebook.com/murni.dudidam.7

Senin, 29 September 2014

BIOGRAFI ARTIS: DAHLIA POLAND

 BIOGRAFI DAHLIA POLAND


Nama Lengkap    : Dahlia Poland
Tempat lahir        : Florida, Amerika Serikat
Tgl Lahir              : 5 Maret 1997
Zodiak                 : Pisces
Nama Ayah          : James Russel Poland
Nama Ibu             : Sri Mulyati
Anak ke               : 2 dari 3 bersaudara
Hobi                     : Dance, Baca Novel
Musik favorit        : K-pop atau acoustic
Warna Favorit      : Biru Muda
Tinggi Badan       : 170 cm
Berat Badan        : 46 Kg
Agama                 : Islam
Twitter                  : @dahliapoland

Film yang pernah dibintangi Dahlia Poland:

  • Cinta Dalam Kardus (2013)
  • Operation Wedding (2013)
  • Bukan Hanya Mata Ketiga (2013)
Sinetron yang pernah dibintangi Dahlia Poland:
  • Putih Abu-Abu (2012)
  • Monyet Cantik 2 (2012)
  • Benar-Benar Muslim (2013)
  • Semangat Berjuara (2014)
  • Ganteng Ganteng Serigala (2014)
Video klip yang pernah dibintangi Dahlia Poland:
  • SM*SH - Ada Cinta (2011)
  • Vidi Aldiano - Lupakan Mantan (2012)
  • Nidji - Sumpah dan Cinta Matiku (2014)

CERPEN PERCINTAAN : "JANJI TERAKHIR"

JANJI TERAKHIR
oleh Efih Sudini Afrilya

Pagi ini dia datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. Aku benar-benar tak berdaya melihat tatapan itu, tatapan yang begitu hangat, penuh harap dan selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sadar, aku sangat mencintainya, aku tidak ingin kehilangan dia., meski dia sering menyakiti hatiku dan membuatku menangis. Tidak hanya itu, akupun kehilangan sahabatku, aku tidak peduli dengan perkataan orang lain tentang aku. Aku akan tetap memaafkan Elga, meskipun dia sering menghianati cintaku.

“Aku gak tau harus bilang apa lagi, buat kesekian kalinya kamu selingkuh! Kamu udah ngancurin kepercayaan aku!”

Aku tidak sanggup menatap matanya lagi, air mataku jatuh begitu deras menghujani wajahku. Aku tak berdaya, begitu lemas dan Dia memelukku erat.

“Maafin aku Nilam, maafin aku! Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi. Aku janji Nilam. Aku sayang kamu! Please, kamu jangan nangis lagi!”

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi selain memaafkannya, aku tidak ingin kehilangan Elga, aku sangat mencintainya.

Malam ini Elga menjemputku, kami akan kencan dan makan malam. Aku sengaja mengenakan gaun biru pemberian Elga dan berdandan secantik mungkin. Kutemui Elga di ruang tamu, Dia tersenyum, memandangiku dari atas hingga bawah.

“Nilam, kamu cantik banget malam ini.”

“Makasih. Kita jadi dinner kan?”

“Ya tentu, tapi Nilam, malam ini aku gak bawa mobil dan mobil kamu masih di bengkel, kamu gak keberatan kita naik Taksi?”

“Engga ko, ya udah kita panggil Taksi aja, ayo.”

Dengan penuh semangat aku menggandeng lengan Elga. Ini benar-benar menyenangkan, disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tanganku, aku bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan kami dan melupakan semua kesalahan yang telah Elga perbuat padaku.

Kami berhenti disebuah Tenda di pinggir jalan. Aku sedikit ragu, apa Elga benar-benar mengajakku makan ditempat seperti ini. Aku tahu betul sifat Elga, dia tidak mungkin mau makan di warung kecil di pinggir jalan.

“Kenapa El? Mienya gak enak?”

“Enggak ko, mienya enak, Cuma panas aja. Kamu gak apa-apa kan makan ditempat kaya gini Nilam?”

“Enggak. Aku sering ko makan ditempat kaya gini. Mie ayamnya enak loch. Kamu kunyah pelan-pelan dan nikmati rasanya dalam-dalam.”

Aku yakin, Elga gak pernah makan ditempat kaya gini. Tapi sepertinya Elga mulai menikmati makanannya, dia bercerita panjang lebar tentang teman-temannya, keluarganya dan banyak hal.
Dua tahun bersama Elga bukan waktu yang singkat, dan tidak mudah untuk mempertahankan hubungan kami selama ini. Elga sering menghianati aku, bukan satu atau dua kali Elga berselingkuh, tapi dia tetap kembali padaku. Dan aku selalu memaafkannya, itu yang membuatku kehilangan sahabat-sahabatku. Mereka benar, aku wanita bodoh yang mau dipermainkan oleh Elga. Meskipun kini mereka menjauhiku, aku tetap menganggap mereka sahabatku.

Selesai makan Elga Nampak kebingungan, dia mencari-cari sesuatu dari saku celananya.

“Apa dompetku ketinggalan di Taksi?”

“Yakin di saku gak ada?”

“Gak ada. Gimana dong?”

“ya udah, pake uang aku aja. Setiap jalan selalu kamu yang traktir aku, sekarang giliran aku yang traktir kamu. Ok!”

“ok. Makasih ya sayang, maafin aku.”

Saat di kampus, aku bertemu dengan Alin dan Flora. Aku sangat merindukan kedua sahabatku itu, hampir empat bulan kami tidak bersama, hingga saat ini mereka tetap sahabat terbaikku. Saat berpapasan, Alin menarik tanganku.

“Nilam, kamu sakit? Ko pucet sich?”

Alin bicara padaku, ini seperti mimpi, Alin masih peduli padaku.

“Engga, Cuma capek aja ko Lin. Kalian apa kabar?”

“Jelas capek lah, punya pacar diselingkuhin terus! Lagian mau aja sich dimainin sama cowok playboy kaya Elga! Jangan-jangan Elga gak sayang sama kamu? Ups, keceplosan.”

“Stop Flo! Kasian Nilam! Kamu kenapa sich Flo bahas itu mulu? Nilam kan gak salah.”
“Udah dech Alin, kamu diem aja! Harusnya kamu ngaca Nilam! Kenapa kamu diselingkuhin terus!”

Flora bener, jangan-jangan Elga gak sayang sama aku, Elga gak cinta sama aku, itu yang buat Elga selalu menghianati aku. Selama ini aku gak pernah berfikir ke arah sana, mungkin karena aku terlalu mencintai Elga dan takut kehilangan Elga. Semalaman aku memikirkan hal itu, aku ragu terhadap perasaan Elga padaku. Jika benar Elga tidak mencintaiku, aku benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi.

Meskipun tidak ada jadwal kuliah, aku tetap pergi ke kampus untuk mengerjakan tugas kelompok. Setelah larut malam dan kampus sudah hampir sepi aku pun pulang. Saat sampai ke tempat parkir, aku melihat Elga bersama seorang wanita. Aku tidak bisa melihat wajah wanita itu karena dia membelakangiku. Mungkin Elga menghianatiku lagi. Kali ini aku tidak bisa memaafkannya. Mereka masuk ke dalam mobil, aku bisa melihat wanitaitu, sangat jelas, dia sahabatku, Flora….

Sungguh, aku benar-benar tidak bisa memaafkan Elga. Akan ku pastikan, apa Elga akan jujur padaku atau dia akan membohongiku, ku ambil ponselku dan menghubungi Elga.

“Hallo, kamu bisa jemput aku sekarang El?”

“Maaf Nilam, aku gak bisa kalo sekarang. Aku lagi nganter kakak, kamu gak bawa mobil ya?”

“Emang kakak kamu mau kemana El?”

“Mau ke…, itu mau belanja. Sekarang kamu dimana?”

“El! Sejak kapan kamu mau nganter kakak kamu belanja? Sejak Flora jadi kakak kamu? Hah?!!”

“Nilam, kamu ngomong apa sayang? Kamu bilang sekarang lagi dimana?”

“Aku liat sendiri kamu pergi sama Flora El! Kamu gak usah bohongin aku! Kali ini aku gak bisa maafin kamu El! Kenapa kamu harus selingkuh sama Flora El? Aku benci kamu! Mulai sekarang aku gak mau liat kamu lagi! Kita Putus El!”

“Nilam, ini gak…….”

Kubuang ponselku, kulaju mobilku dengan kecepatan tertinggi, air mataku terus berjatuhan, hatiku sangat sakit, aku harus menerima kenyataan bahwa Elga tidak mencintaiku, dia berselingkuh dengan sahabatku.

Beberapa hari setelah kejadian itu aku tidak masuk kuliah, aku hanya bisa mengurung diri di kamar dan menangis. Beruntung Ibu dan Ayah mengerti perasaanku, mereka memberikan semangat padaku dan mendukung aku untuk melupakan Elga, meskipun aku tau itu tak mudah. Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya. Aku berjanji tidak akan memafkan Elga, dan janjiku takan kuingkari, tidak seperti janji-janji Elga yang tidak akan menghianatiku yang selalu dia ingkari.

Hari ini kuputuskan untuk pergi kuliah, aku berharap tidak bertemu dengan Elga. Tapi seusai kuliah, tiba-tiba Elga ada dihadapanku.

“Maafin aku Nilam! Aku sama Flora gak ada hubungan apa-apa. Aku Cuma nanyain tentang kamu ke dia Nilam!

“Kita udah putus El! Jangan ganggu aku lagi! Sekarang kamu bebas! Kamu mau punya pacar Tujuh juga bukan urusan aku!”

“Tapi Nilam…..”

Aku berlari meninggalkan Elga, meskipun aku sangat mencintainya, aku harus bisa melupakannya. Elga terus mengejarku dan mengucapkan kata maaf. Tapi aku tak pedulikan dia, aku semakin cepat berlari dan menyebrangi jalan raya. Ketika sampai di seberang jalan, terdengar suara tabrakan, dan…………

“Elgaaaa…..”

Elga tertabrak mobil saat mengejarku, dia terpental sangat jauh. Mawar merah yang ia bawa berserakan bercampur dengan merahnya darah yang keluar dari kepala Elga.

“Elga, maafin aku!”

“Nilam. Ma-af ma-af a-ku jan-ji jan-ji ga sa-ki-tin ka-mu la-gi a-ku cin-ta ka-mu a-ku ma-u ni-kah sa-ma kam……”

“Elgaaaaaa……”

Elga meninggal saat itu juga, ini semua salahku, jika aku mau memaafkan Elga semua ini takan terjadi. Sekarang aku harus menerima kenyataan ini, kenyataan yang sangat pahit yang tidak aku inginkan, yang tidak mungkin bisa aku lupakan. Elga menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa ketika menahan sakit dari benturan keras, ketika darahnya mengalir begitu deras membasahi aspal jalanan.
Rasanya ingin sekali menemani Elga didalam tanah sana, menemaninya dalam kegelapan, kesunyian, kedinginan, aku tidak bisa berhenti menangis, menyesali perbuatanku, aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Satu minggu setelah Elga meninggal, aku masih menangis, membayangkan semua kenangan indah bersama Elga yang tidak akan pernah terulang lagi. Senyuman Elga, tatapan Elga, takan pernah bisa kulupakan.

“Nilam sayang, ini ada titipan dari Ibunya Elga. Kamu jangan melamun terus dong! Kamu harus bangkit! Biar Elga tenang di alam sana. Ibu yakin kamu bisa!”

“Ini salah aku Bu. Aku butuh waktu.”

Kubuka bingkisan dari Ibu Elga, didalamnya ada kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu dan amplop berwarna merah. Didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin. Aku pun menangis kembali dan membuka amplop itu.

    Dear Nilam,
    Nilam sayang, maafin aku, aku janji gak akan nyakitin kamu, aku sangat mencintai kamu, semua yang udah aku lakuin itu buat ngeyakinin kalo Cuma kamu yang terbaik buat aku, Cuma kamu yang aku cinta.
    Aku harap, kamu mau nemenin aku sampai aku menutup mata, sampai aku menghembuskan nafas terakhirku. Dan cincin ini akan menjadi cincin pernikahan kita.
    Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin berpisah denganmu Nilam.
    Love You
    Elga


Air mataku mengalir semakin deras dari setiap sudutnya, kupakai cincin pemberian Elga, aku berlari menghampiri Ibu dan memeluknya.

“Bu, aku udah nikah sama Elga!”

“Nilam, kenapa sayang?”

“Ini!” Kutunjukan cincin pemberian Elga dijari manisku.

“Nilam, kamu butuh waktu nak. Kamu harus kuat!”

“Sekarang aku mau cerai sama Elga Bu!” kulepas cincin pemberian Elga dan memberikannya pada Ibu.

“Aku titip cincin pernikahanku dengan Elga Bu! Ibu harus menjaganya dengan baik!”
Ibu memeluku erat dan kami menangis bersama-sama.

BIOGRAFI ARTIS : PRILLY LATUCONSINA

 BIOGRAFI PRILLY LATUCONSINA

 
 
Nama Lengkap      : Prilly Latuconsina
Nama Panggilan   : Prilly/ii
Tempat Lahir        : Tanggerang
Tanggal Lahir       : 15 Oktober 1996
Agama                   : Islam 
Golongan darah    : O
Makanan Favorit  : Sushi, Mie
Minuman Favorit  : Air putih
Warna Favorit      : Ungu dan Putih
Tokoh Favorit      : Justin Bieber & Greyson Chance
Profesi                 : Koki Cilik, Pemain Sinetron, Penyanyi
Zodiak                 : Libra
Twitter                 : @PrillyBie
Sinetron yang pernah dibintangi Prilly Latuconsina:
-Hanya Kamu 
-Ged Married The Series
-Monyet Cantik 2
-Ganteng Ganteng Serigala
Awal karir Prilly Latuconsina di dunia hiburan berawal saat prilly menjadi koki dalam program Koki cilik di Trans7, Prilly terpilih karena kepintarannya memasak aneka jenis masakan, hebat yah ka Prilly udah cantik pinter masak lagi..hehe. Kemudian Prilly mulai merambah ke dunia akting dengan bermain bersama Coboy Junior di sinetron Hanya Kamu sebagai Yumi, dari situ namanya semakin melambung dan juga semakin banyak yg ngefans sama Prilly. Kemudian pada 2013 Prilly kembali membintangi sinetron Monyet Cantik 2 bersama Kimberly Ryder. Sayang sinetron ini udah selesai padahal lagi seru-serunya malah abis.. Kemudian di th 2014 Prilly kembali bersinar setelah akting keren dan romantisnya bersama Aliando di sinetron Ganteng Ganteng Serigala berhasil memikat hati banyak remaja Indonesia.